Kisah Seorang Alim yang Tak Bisa Diserang Sekumpulan Anjing Ganas

Kliknusantara.co – Pada zaman sepeninggalan Rosulullah Muhammad SAW, terdapat seorang raja yang sangat tamak. Raja ini selalu berusaha untuk memperluas kekuasaannya, mengumpulkan harta benda, dan memperoleh lebih banyak kekayaan tanpa memedulikan kepentingan rakyatnya.
Namun, raja tamak ini memiliki seorang penasehat yang cerdas dan alim. Penasehat tersebut telah mengabdi kepada raja selama lebih dari 10 tahun, memberikan nasihat yang bijaksana dan mempromosikan keadilan serta kesejahteraan bagi rakyat. Meskipun raja sering kali mengabaikan nasihatnya, penasehat tersebut tetap setia menjalankan tugasnya.
Suatu hari, karena kesalahan kecil yang dilakukan oleh penasehat tersebut, raja yang tamak memutuskan untuk menghukumnya dengan cara yang kejam. Raja memerintahkan agar penasehat alim itu dimasukkan ke dalam kandang anjing yang sangat galak, yang merupakan salah satu hewan peliharaan kerajaan yang dipelihara dengan ketat dan dilatih untuk menjadi pemburu yang ganas.
Mendengar vonis tersebut, sang penasehat alim memohon kepada raja untuk memberinya waktu selama seminggu sebelum eksekusi dilakukan. Dia ingin menggunakan waktu itu untuk memberi makan anjing-anjing di kandang itu.
Raja, dengan kesombongan dan keangkuhan yang dimilikinya, setuju memberikan penasehat itu waktu seminggu. Dia merasa tidak ada keraguan bahwa anjing-anjing akan menggigit dan mengoyak penasehat itu begitu dia masuk ke dalam kandang.
Selama seminggu itu, penasehat alim dengan tekun memberi makan dan merawat anjing-anjing itu. Dia tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga memperhatikan kesehatan dan kebutuhan mereka dengan penuh kasih sayang.
Ketika hari eksekusi tiba, penasehat alim dengan tegar memasuki kandang anjing yang galak. Namun, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Anjing-anjing tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda agresi atau ingin melukainya. Mereka mengenali penasehat itu sebagai orang yang selalu peduli dan memberi makan mereka dengan baik.
Raja yang tamak melihat keajaiban itu dengan mata kepala sendiri. Dia menyaksikan betapa anjing-anjing yang galak itu memperlakukan penasehat alim dengan penuh kelembutan dan rasa hormat. Dalam hatinya, raja merenungkan pelajaran yang berharga.
Hikmah dari kisah ini adalah bahwa bahkan hewan, seperti anjing, yang dianggap tidak memiliki akal budi, masih dapat menghargai dan mengenali orang-orang yang berbuat baik kepada mereka. Lebih dari itu, manusia, yang memiliki akal dan hati, seharusnya lebih berupaya untuk saling menghormati, berbuat baik, dan menunjukkan kepedulian kepada sesama.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa perbuatan baik akan selalu dihargai dan diingat, baik oleh makhluk hidup lainnya maupun oleh Tuhan yang Maha Pengasih. Hal ini mendorong kita untuk menjadi lebih bijaksana, rendah hati, dan penuh kasih dalam berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar kita.